PESAWAT JET CODE 4C TIDAK BOLEH LANDING DAN TAKE-OFF DI ATAS LAPISAN ASPHALT CONCRETE BASE COURSE (AC BASE)
Wardhani Sartono
Pensiunan guru bandara
JOG 15 September 2024
1). Tipikal Runway dan Highway Flexible Pavement (FP) pada umumnya terdiri dari 4 lapisan utama, yaitu :
a. Surface course.
• Wearing course.
• Binder course.
b. Base course.
• AC base/ATB/DBMRB.
• Aggregate base.
c. Subbase course.
d. Subgrade yang dilindungi capping layer/improved subgrade, tebal 100 – 200 cm.
2). Surface course, terdiri dari 2 (dua) lapis.
a. Wearing course, merupakan hotmix asphalt (HMA), dense graded aggregate, MAS (Max Aggregate Size) 19 mm, dan NMAS (Nominal Max Aggregate Size) 12,7 mm, berfungsi sebagai lapisan aus/penutup dan kedap air, sehingga rongga udara (air void) nya kecil sekali.
b. Binder course, merupakan HMA, dense graded aggregate, MAS 25,4 mm dan NMAS 19 mm, berfungsi sebagai lapisan antara/binder antara wearing course dan AC base. Voidnya bisa sama atau lebih besar dari pada wearing course.
3). Base course, dapat terdiri dari 1 atau 2 lapis. Apabila terdiri dari 2 lapis, maka lapis atas AC base dan lapis bawah aggregate base course.
a. AC base atau ATB (Asphalt Treated Base) atau DBMRB (Dense Bitumen Macadam Road Base), merupakan lapis fondasi atas yang ditingkatkan daya dukungnya dengan bahan perekat aspal. AC base merupakan HMA, dense graded aggregate, MAS 38 mm dan MAS 25,4 mm, sehingga voidnya tinggi, tidak kedap air seperti lapisan binder dan wearing, mudah terjadi segregasi, rekatan butir agregat tidak sekuat dibandingkan dengan binder course dan wearing course. Agregatnya mudah lepas apabila sering dilintasi roda kendaraan berat.
b. Aggregate base course, adalah lapis fondasi atas, terletak di bawah AC base, terdiri dari dense graded agregate, MAS 50,8 mm, NMAS 38 mm, tidak diberi bahan perekat aspal maupun semen.
4). Pesawat B 737-800 dan B 737 BBJ-2, ketinggian 2 mesin pesawat jet hanya 48 – 64 cm di atas permukaan runway. Pada saat pesawat tsb landing dan rodanya menyentuh runway (touchdown), kecepatannya 220 – 250 km/jam, dapat menimbulkan suhu perkerasan 600° F (315° C), sehinga gesekan antara roda pesawat dan permukaan runway mengeluarkan asap dan bau menyengat seperti karet terbakar. Hal ini hanya dapat disaksikan apabila kita berdiri sejauh 125 m dari touchdown zone/area.
5). Aspal AC base jenis aspal penetrasi AC 60 – 70, titik lembek 48° C – 52° C, titik nyala 200° C. Suhu permukaan perkerasan runway siang hari dapat mencapai > 60° C, sehingga pada saat pesawat touchdown potensi terjadi pelepasan butir agregat AC base yang merupakan FOD (Foreign Object Damage). FOD ini sangat berbahaya apabila mengenai body pesawat atau tersedot mesin pesawat yang letak jet enginenya rendah.
6). Tg 11 Agustus 2024 di Runway Bandara DEO Sorong Papua Barat terjadi pengelupasan hotmix asphalt (delamination) sehari setelah runway dioverlay, dilintasi roda pesawat Pelita Air Service B 737-800 saat takeoff, akibatnya bandara Sorong ditutup selama 6 jam untuk perbaikan runway tsb. Beruntung hotmix yang terkelupas tsb tidak mengenai body pesawat.
7). Peristiwa kerusakan permukaan runway diharapkan tidak terjadi di runway bandara IKN yang masih dihamparkan AC base, apabila dilintasi pesawat B 737 BBJ-2 saat landing maupun takeoff. Beritanya cepat tersebar ke seluruh dunia. Apabila hal ini sampai terjadi (semoga tidak terjadi), kesalahan bukan dari Satker BBPJN Kaltim maupun Kontraktor Pelaksana, tetapi kesalahan dari para Tim Ahli yang memutuskan bahwa pesawat B 737 BBJ-2 boleh landing di runway dengan permukaan AC base.
8). Satker BBPJN Kaltim dan Kontraktor PT PP lebih baik diberi kesempatan untuk segera menyelesaikan pekerjaan Movement Area, karena segera memasuki musim hujan dan tidak terganggu oleh operasi penerbangan di bandara IKN. Pekerjaan penyelesaian runway dan operasi penerbangan tidak dapat dilaksanaan dalam waktu yang bersamaan. Hal ini berbeda dengan pekerjaan jalan, karena di runway tidak boleh ada papan dengan tulisan :
Maaf, penerbangan anda terganggu karena sedang ada pekerjaan penyelesaian runway.
9). Pada saat ini ternyata masih banyak Civil Engineer yang menganut ajaran sesat. Pesawat B 737 BBJ-2 boleh landing di runway dengan permukaan lapis fondasi atas AC base tanpa memperhatikan resikonya. Semoga mereka segera mendapat hidayah untuk kembali ke jalan yang benar, dimaafkan kesalahannya, diampuni kekhilafannya, agar supaya tetap istoqomah berbuat yang terbaik untuk keselamatan Crew dan Penumpang pesawat, amiien 3x YRA.
Semoga bermanfaat.