Kematian adalah sesuatu yang pasti, namun sering kali kita lupakan dalam hiruk-pikuk kehidupan. Seperti yang diungkapkan Steve Jobs, “Kematian adalah alat terbaik untuk mengingatkan kita bahwa hidup ini tidak memiliki batas. Tidak ada yang dapat menggantikan momen-momen ini. Kita tidak bisa menyia-nyiakannya.” Kutipan ini mengingatkan kita untuk lebih menghargai waktu yang kita miliki, hubungan yang kita jalin, dan tindakan yang kita lakukan setiap hari. Mengingat kematian bukanlah hal yang menakutkan, tetapi sebuah kesempatan untuk merenungi makna hidup dan menjalani hari-hari dengan penuh kesadaran.
Saat kita diingatkan akan kematian, kita seolah tersadar bahwa segala sesuatu di dunia ini sifatnya sementara. Seperti yang dinyatakan Marcus Aurelius, “Kematian adalah sesuatu yang pasti, tetapi bagaimana kita hidup adalah sesuatu yang sepenuhnya di tangan kita.” Ini mengarahkan kita untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar berarti, seperti berbuat baik kepada sesama, mempererat hubungan dengan keluarga, dan meluangkan waktu untuk merenungi diri.
Ketika kita dihadapkan pada kenyataan bahwa hidup ini terbatas, kita terdorong untuk memanfaatkan setiap momen sebaik-baiknya. Seperti ungkapan J.K Rowling, “Setiap orang memiliki waktu terbatas di dunia ini. Anda harus memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Jika tidak, Anda akan meninggalkan jejak yang kosong.” Waktu yang kita miliki tidak boleh disia-siakan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Mulailah dari hal kecil, seperti bersikap lebih sabar, menghargai orang-orang di sekitar kita, dan memberikan dampak positif dalam komunitas. Sebuah pepatah mengatakan, “Hidup ini bukan tentang berapa lama kita hidup, tetapi tentang bagaimana kita hidup.” Apakah kita sudah menjalani hidup dengan baik dan bermakna? Sudahkah kita memberikan manfaat bagi orang lain?
Setiap individu memiliki jalan hidup yang berbeda, tetapi pada akhirnya, tujuan hidup kita semua adalah untuk meninggalkan jejak yang baik. Kematian seharusnya menjadi motivasi untuk hidup lebih bermakna dan lebih bermanfaat. Mungkin kita perlu bertanya pada diri sendiri: Apa yang ingin kita wariskan kepada generasi selanjutnya? Bagaimana kita ingin diingat oleh orang-orang di sekitar kita? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini bisa menjadi kompas yang membimbing kita untuk menjalani kehidupan yang lebih bijaksana dan penuh tujuan.
Mengingat kematian bukan berarti kita menyerah pada kehidupan. Justru, dengan menyadari keterbatasan waktu, kita belajar untuk lebih menghargai setiap detiknya. Bersiap menghadapi akhir berarti berusaha memperbaiki diri, menebarkan kebaikan, dan menciptakan nilai-nilai yang abadi. Dengan begitu, ketika saatnya tiba, kita bisa menghadapi kematian dengan tenang karena kita tahu, kita telah berusaha menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.
Kematian adalah kenyataan yang tak terhindarkan. Namun, bukannya menghindarinya, kita seharusnya menjadikannya pengingat untuk terus memperbaiki diri, memperkaya hubungan, dan menjalani hidup dengan penuh manfaat. Seperti yang diungkapkan Khalil Gibran, ‘Hidup ini adalah perjalanan dari tempat ke tempat, dan kematian hanyalah penutup dari perjalanan panjang yang harus kita hadapi dengan penuh rasa syukur dan kebijaksanaan.’ Hidup hanya sementara, namun kebaikan yang kita sebarkan bisa abadi. Mari kita manfaatkan sisa waktu yang kita miliki untuk berbuat lebih baik, lebih bermakna, dan lebih bermanfaat bagi sesama. Lalu apa langkah kecil yang bisa kita ambil hari ini untuk membuat hidup lebih bermakna?