Adult Learner: Pembelajar adaptif

Oleh: Budi Setiadi Sadikin

 

Dalam era yang serba cepat dan penuh ketidakpastian ini, pembelajaran bukanlah sekadar pilihan, melainkan keharusan. Adult learner menyadari bahwa pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki saat ini mungkin tidak relevan lagi di masa depan. Oleh karena itu, mereka perlu terus mengasah diri, mencari ilmu baru, dan mengembangkan diri. Mereka bagaikan pohon yang terus tumbuh dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar, akarnya menjalar ke berbagai sumber pengetahuan, dan cabangnya merentang ke berbagai bidang.

 

Adult learner adalah istilah yang merujuk pada individu yang aktif dalam proses pembelajaran setelah masa pendidikan formal mereka (sekolah, universitas). Mereka adalah orang-orang yang terus haus akan pengetahuan dan keterampilan baru, terlepas dari usia atau latar belakang pendidikan mereka. Menurut pada Teori Belajar Orang Dewasa atau Andragogy, yang dikembangkan oleh Malcolm Knowles, merupakan konsep atau kajian mengenai bagaimana orang dewasa  belajar dan bagaimana membedakannya dari anak-anak. Teori ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana perbedaan orang dewasa belajar dan mengidentifikasi cara belajar yang cocok dengannya.

 

Terus belajar, membuat kita tidak hanya memperkaya diri, tetapi juga membuka peluang baru dan meningkatkan kualitas hidup. Di era yang semakin kompleks dan dinamis seperti sekarang, kebutuhan untuk terus belajar dan mengembangkan diri menjadi semakin mendesak, terutama bagi adult learner.

 

Beberapa hal yang mendasar tentang pentingnya pembelajaran sepanjang hayat bagi adult learner adalah adanya: 1) Perubahan yang Cepat: Dunia kerja, teknologi, dan informasi berubah dengan sangat cepat. Keterampilan yang relevan hari ini mungkin sudah usang dalam beberapa tahun ke depan. Dengan belajar sepanjang hayat, adult learner dapat terus mengikuti perkembangan zaman dan memastikan diri tetap relevan, 2) Peningkatan Kualitas Hidup: Pembelajaran sepanjang hayat tidak hanya berdampak pada kehidupan profesional, tetapi juga pada kualitas hidup secara keseluruhan. Dengan terus belajar, kita dapat menemukan minat baru, memperluas jaringan sosial, dan meningkatkan rasa percaya diri, 3) Perkembangan Diri: Setiap individu memiliki potensi yang tak terbatas untuk berkembang. Melalui pembelajaran, kita dapat menggali potensi diri, menemukan bakat tersembunyi, dan mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi, 4) Beradaptasi terhadap Perubahan: Kehidupan penuh dengan ketidakpastian. Dengan terus belajar, kita menjadi lebih fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

 

Adult learner berusaha untuk selalu melakukan pembelajaran sepanjang hayat karena didorong juga beberapa faktor seperti adanya motivasi yang timbul dari dalam diri sendiri, yang biasa disebut dengan motivasi internal, yaitu keinginan untuk tumbuh, berkembang, dan mencapai potensi maksimal.

Faktor lain berikutnya adalah adanya tekanan dari luar dirinya, tekanan eksternal, yaitu persaingan di dunia kerja, tuntutan keluarga, dan perubahan teknologi. Tekanan dari luar dirinya. Faktor berikutnya adalah adanya teknologi yang mempermudah mendapatkan keinginannya, aksesibilitas, dengan teknologi komputer dan internet memberikan kemudahan untuk mengakses ke berbagai sumber belajar online dan offline.

Faktor yang terakhir adalah adanya dukungan sosial, berupa dorongan dari keluarga, teman, dan komunitas. Disini harus dilihat bahwa tuntutan dan dukungan mempunyai makna yang berbeda. Tuntutan adalah permintaan yang sangat keras dan harus dipenuhi, sedangkan dukungan atau dorongan berupa anjuran.

Adult learner mungkin akan bingung, harus mulai darimana atau apa yang harus dilakukan untuk  memulai pembelajaran? Dalam hal ini adult learner harus menetapkan tujuan yang akan dicapainya dengan jelas dan harus membuatnya terukur.

Jadi, langkah pertama yang krusial dalam perjalanan pembelajaran sepanjang hayat  adalah dengan menetapkan tujuan yang jelas dan terukur. Tujuan yang baik akan memberikan arah, motivasi, dan membantu kita mengukur kemajuan yang telah dicapai. Dengan memiliki tujuan maka seorang adult learner (pembelajar) menjadi jelas arahnya. Tujuan membantu kita fokus pada apa yang ingin kita capai. Tujuan memberikan arah yang jelas dalam proses pembelajaran. Tujuan yang jelas memberikan dorongan (motivasi) untuk terus belajar. Tujuan harus terukur sehingga memungkinkan kita mengukur kemajuan dan membuat penyesuaian jika diperlukan.

 

Alat bantu untuk menetapkan tujuan  adalah dengan bertanya pada diri sendiri dengan pertanyaan “Apa?”, yaitu menanyakan pada diri sendiri apa yang hendak dicapai, apa yang penting bagi saya? Setelah ditemukan apa yang menjadi tujuannya, selanjutnya dibantu merumuskan tujuan dengan menggunakan pola SMART, yaitu akronim yang sering digunakan untuk merumuskan tujuan yang efektif.

 

SMART adalah singkatan dari:

  • Specific (Spesifik): Tujuan harus jelas dan terperinci. Hindari tujuan yang terlalu umum seperti “Saya ingin belajar lebih banyak.”
    • Contoh yang kurang spesifik: “Saya ingin menjadi ahli bahasa Inggris.”
    • Contoh yang lebih spesifik: “Saya ingin lulus ujian IELTS dengan skor minimal 7.0 dalam waktu 6 bulan.”
  • Measurable (Terukur): Tujuan harus dapat diukur dengan jelas. Gunakan angka, persentase, atau indikator lain untuk mengukur kemajuan.
    • Contoh: “Saya ingin membaca 2 buku non-fiksi setiap bulan.”
  • Achievable (Dapat Dicapai): Tujuan harus realistis dan dapat dicapai. Hindari tujuan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
    • Contoh: Jika Anda baru belajar bahasa Spanyol, tujuan “fasih berbahasa Spanyol dalam 3 bulan” mungkin terlalu tinggi.
  • Relevant (Relevan): Tujuan harus sesuai dengan minat, nilai, dan tujuan hidup Anda secara keseluruhan.
    • Contoh: Jika Anda ingin berkarir di bidang data science, mempelajari bahasa pemrograman Python akan sangat relevan.
  • Time-bound (Berjangka Waktu): Tetapkan tenggat waktu yang jelas untuk mencapai tujuan.
    • Contoh: “Saya ingin menyelesaikan kursus online ini pada akhir bulan ini.”

 

Tujuan yang telah ditetapkan oleh adult learner harus bisa dikontrol dan untuk memudahkan dalam mengontrol tujuan, boleh juga dilakukan dengan memvisualisasikan tujuan, Anda membayangkan bahwa diri Anda telah mencapai tujuan. Hal ini akan menimbulkan dan meningkatkan motivasi juga semangat.

Hal lainnya adalah dengan membuat rencana aksi yaitu dengan membagi tujuan besar kedalam langkah-langkah kecil yang konkret untuk mencapai tujuan. Langkah lain yang dapat dilakukan untuk mengontrol tujuan adalah dengan melakukan evaluasi kemajuan Anda secara berkala dan melakukan penyesuaian-penyesuaian jika memang diperlukan. Terakhir dalam upaya mengontrol tujuan Anda yaitu dengan melibatkan orang lain, beritahu teman, keluarga, atau mentor tentang tujuan Anda untuk mendapatkan dukungan.

 

Dalam perjalanan untuk mencapai tujuan seorang adult learner bisa saja mendapatkan hambatan atau gangguan yang berpotensi menggagalkan usahanya, yaitu berupa menurunnya motivasi. Penurunan motivasi dari seorang adult learner dimungkinkan karena fluktuasi motivasi, yaitu naik turunnya motivasi.

Seiring berjalannya pembelajaran, motivasi sering kali tidak stabil. Ada saat-saat di mana semangat belajar sangat tinggi, namun di lain waktu, keinginan untuk belajar bisa menurun drastis. Penurunan bisa juga karena disebabkan adult learner mengalami kejenuhan. Banyaknya materi dan informasi yang harus diserap bisa menimbulkan kejenuhan, membuat proses belajar terasa membosankan. Adult learner dalam pembelajaran jangka panjang, bisa mengalami kesulitan dalam mempertahankan fokus pada tujuan akhir.

 

Tetapi hambatan harus ditanggulangi, solusi yang dapat kami sarankan adalah dengan:

  1. Menetapkan Tujuan Kecil: Memecah tujuan besar menjadi bagian-bagian kecil yang dapat dicapai secara bertahap membantu menjaga motivasi tetap tinggi.
  2. Memvariasikan Metode Belajar: Mencoba berbagai metode pembelajaran, seperti belajar secara visual, mendengarkan podcast, atau berdiskusi dengan orang lain, dapat menghindari kejenuhan.
  3. Mencari Teman Belajar: Belajar bersama orang lain, baik dalam kelompok belajar maupun pasangan belajar, dapat memberikan dorongan motivasi dan meningkatkan keterlibatan.
  4. Selalu Mengingatkan Diri Sendiri akan Manfaat yang didapat: Menulis alasan mengapa Anda belajar dan sering membacanya kembali dapat membantu mempertahankan fokus dan semangat.

 

Sumber bacaan:

Knowles, Malcolm S, Holton III, Elwood F, and Swanson, Richard A. (2015). The Adult Learner: the definitive classic in adult education and human resource development, (8th ed.). Routledge. London

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *